Kopi darat adalah sebuah istilah yang mengacu kepada ajang pertemuan secara langsung di suatu tempat, yang umumnya mereka belum pernah bertemu sebelumnya tetapi sudah saling kenal. Istilah ini awalnya populer diantara kalangan pengguna radio amatir, karena pengguna radio amatir berkenalan di "udara" sehingga tidak saling mengenal muka. Hal ini biasanya ditindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan (tatap muka).
Jadi, pada jaman dulu ada sebuah kegiatan memainkan radio
sinyal pendek yang dipanggil
nge-break. Mereka tinggal menghidupkan pemancar, lalu mulai bilang “break,
break” sambil menggeser-geser gelombang hingga ada yang membalas. Bila ada yang
membalas, mereka berkenalan dengan nama samaran dan apabila cocok atau mungkin
suaranya menggoda, obrolan panjang bisa terjadi.
Tapi
sayangnya, dulu ada stigma terhadap pemuda-pemudi yang suka nge-break itu
bejat. amoral dll. Karena mereka disangka anak borjuis, yang suka bergaya
keamerika-amerikaan. Sedangkan bagi masyarakat waktu itu, ngobrol sama orang
asing tanpa bertatap muka, belum tau wajahnya, belum tau rupanya, belum tau
usianya, bahkan tidak tahu nama dan alamat tinggalnya, adalah kengerian dan
sesuatu yang tidak masuk akal. Namun,
anehnya lama-kelamaan aktivitas nge-break ini semakin meluas dan semakin banyak
orang yang menemukan keasyikan nge-break. Stigma buruk itu pun perlahan memudar
dan berganti sebuah analogi kalau nge-break itu gaul, kekota-kotaan, asik,
supel dst. Nah, dari nge-break inilah perkenalan di"udara" mereka
dipindah ke"darat".
Di Indonesia, istilah kopi darat pertama kali dipopulerkan oleh Sys NS dari radio Prambors Jakarta dalam segmen WARKOP di era akhir 1970an dan ikut dipelopori oleh ORARI (radio breaker) yang sempat meraja di tahun 1982-1984.
Seiring kemajuan teknologi, istilah ini juga digunakan untuk pertemuan tindak-lanjut perkenalan melalui internet. Nah, kalau dulu mereka berkenalan di radio dengan teman baru yang berdomisili di satu kota tetapi sekarang kita berkenalan dengan seluruh orang di seluruh Indonesia, bahkan dengan seluruh orang di berbagai belahan dunia. Baik itu melalui social network, sarana chatting, email, sms, atau fitur internet lainnya. Akankah suatu saat nanti kita mungkin bakalan minum kopi juga dengan kenalan baru di “luar dunia”?
Kopi darat menjadi sesuatu hal paling klasik tetapi sensasinya tetap sama, membuat deg-degan. Entah karena akan bertemu dengan orang baru, takut orang baru tersebut tidak sesuai harapan atau kita sendiri yang tidak sesuai harapan orang baru tersebut. Artinya, begitu pulang dari hasil "ngopi" akan banyak cerita seru ke yang lain. Dari situlah, banyak hal yang harus kita persiapkan, baik fisik, tempat maupun mental (lebih ke mental mempersiapkan diri partner kopi darat tidak sesuai harapan). Hal yang perlu diingat, tidak semua orang dengan mudah bisa langsung nyaman dengan orang yang sama sekali belum dikenal dan harus bertemu (apalagi bertemu berdua saja).
No comments:
Post a Comment